Powered By Blogger

Kamis, 12 September 2013

Misterius Cinta Sejati



Sampai pada saat ini, aku masi menyimpan surat yang diberikan Nathan melalui adiknya Mira.Sudah setahun yang lalu surat ini diberikan kepadaku.Kata-katanya begitu menyakitkan dan menyedihkan.Tapi, mau gak mau aku harus menerima kenyataan dan kepergiannya.Isi surat Nathan masih terekam jelas di memori otakku.
“Sebelumnya, aku minta maaf karena udah gak ngabarin kamu soal keberangakatanku melanjutkan studi ke negara Paman Sam tadi pagi karena keberangakatannya juga tiba-tiba dan aku juga minta maaf karena harus ngasi surat ini melalui adikku Mira.Aku minta maaf sebesar-besarnya sama kamu.Sebenarnya waktu itu aku pengen banget kamu hadir untuk yang terakhir kalinya di hadapanku.Tapi,aku takut kamu sedih dan kecewa atas semua yang udah kita jalani selama ini.Lebih baik aku ngeliat kamu marah, kesal, dan benci sama aku daripada aku harus ngeliat kamu nangis dan kecewa.Aku tau ini memang berat untuk kita jalani.Waktu itu, aku gak bisa berbuat apa-apa, sempat ngebantah kemauan ayah untuk studi ke luar negeri, tapi ayah tetap maksa.Memang bukan alasan bagiku untuk mengakhiri hubungan yang udah kita lalui bersama tapi, jarak dan waktu yang mengakhiri ini semua.Mungkin ini yang namanya ujian dalam cinta kita.Kuharap kamu setia menungguku disana sampai aku datang kembali .Kamu harus ingat janji kita “YOU’RE ONE AND ONLY IN MY HEART FOREVER”.Kamu jaga diri baik-baik disana ya.Jangan cengeng lagi disitu,jangan nakal ya, jangan telat makan, jangan suka begadang, jangan sering keluar malam dan selalu ingat berdoa.
Aku gak mau kamu sakit.Aku sayang banget sama kamu.Aku janji pasti akan datang kembali hanya untukmu.Memang gak secepat manusia membalikkan kedua telapak tangan dan membuka atau menutup kedua bola mata mereka.Tapi,janji akan tetap jadi janji.Aku mau kamu ngerti sama semua keadaan ini.I LOVE U my girl”
            Surat Nathan menyakitkan hatiku.Sudah setahun lebih kami menjalani ini semua.Susah senang, suka duka, tawa canda kami lewati bersama.Dan kali ini kami harus terpisah oleh jarak yang tak memungkinkan untuk kami bersatu lagi seperti dulu.
            Pagi itu, aku duduk di taman sendirian menikmati indahnya pagi sambil mendengarkan lagu kesukaanku.Tiba-tiba Grace dan Marsha datang menghampiriku.
“Hey!Kamu kemana aja sih?” kata Marsha sembari memegang pundakku
“Eh, kalian!Aku kangen banget sama kalian.Udah lama gak jumpa” kataku sambil memeluk mereka
“Iya, kami juga kangen kok sama kamu.Kamu kemana aja sih daritadi?Kok malah disini” kata Grace heran
“Aku daritadi disini kok.Kalian aja yang baru liat aku disini” kataku sambil berjalan kecil
“Kamu udah lama disini?” kata Grace
“Mungkin karena badanmu kecil jadi gak keliatan” sambung Marsha
“Udah lama juga sih.Apaan sih?Kecil-kecil gini imut tau” kataku sambil meledek
“Imut apaan kek gitu?” kata Marsha sambil tertawa kecil
“Ih, jangan gitu dong.Oh ya, kalian kenapa cari aku?” kataku penasaran
“Iniloh ada isu-isu kalo ada mahasiswa baru mau masuk ke jurusan kita.Tapi, kami belum tau itu siapa” jelaskan Grace pelan
“Terus, apa hubungannya samaku?” kataku dengan sedikit heran
“Siapa tau mahasiswa baru itu, bisa jadi gebetanmu” kata Marsha sambil tertawa
“Ah, kalian ini ada-ada aja deh.Udahlah gak usah bahas itu lagi” kataku kesal
“Iya deh, iya.Ya udah, masuk ke kelas yuk” ajak Grace sambil berjalan pelan
            Keesokkan harinya, Marsha dan Grace datang kerumahku dengan waktu yang tiba-tiba.
“Chaca..Chacha” teriak mereka memanggilku dari depan rumah
“Ada apa?” kataku membukakan pintu rumah
“Tadaaa, ada tiket gratis” kata Marsha sambil masuk ke dalam rumah
“Tiket apa itu?” kataku heran sambil menyusul langkah mereka
“Iniloh tiket masuk ke pantai yang baru buka itu” kata Grace menjelaskan
“Dapat darimana?” kataku sambil melihat tiket
“Dapat dari kakakku” kata Marsha
“Oh!!Hari ini berangkatnya?Jam 3?” kataku terkejut
“Iya, bentar lagi.Makanya siap-siap yuk” ajak Marsha
“Yaudah, bentar ya” kataku bergegas pergi meninggalkan mereka di ruang tamu
            Sesampainya di pantai, kami langsung ke kamar ganti untuk menukar pakaian kami  dan berenang dengan sepuas hati.Tidak pernah ketinggalan, kami potret sana-sini dan mengelilingi sekitar pantai.Setelah berenang, kami ganti baju.Setelah ganti baju cowok bibir merah menabrakku.”Awww..” kataku sedikit meringis. ”Ups..sorry” katanya langsung bergegas pergi meninggalkanku yang sudah terjatuh.Aku langsung mengejar dan menegornya.”Eh, kamu itu gak punya etika ya?Udah tau aku jatuh bukannya di tolongin.Cuma minta maaf doang, itupun ngomongnya gak baik-baik” kataku membentak.”Memang ada masalah ya?Bilang aja kalo kamu mau uang.Aku tau motif-motif orang kayak kamu.Memang kamu mau berapa?Segini cukupkan?” katanya dengan sombong sambil mengeluarkan uangnya.”Kamu pikir aku mau uang kamu ini apa?Aku cuma mau tanggung jawab kamu aja.Kamu pikir uang bisa menyelasaikan setiap masalah?Pikir dong, pake otak.Dasar cowok sombong!!” kataku langsung pergi meninggalkan dia dengan berlari kecil dan mengembalikan uang yang sudah diberikannya.
            “Chacha, kamu berani banget sih sama cowok itu” kata Grace
“Kenapa memangnya?” kataku menantang
“Gak apa-apa sih” kata Grace
“Pulang yuk, udah mau gelap nih” ajak Marsha sambil menarik tanganku dan Grace
            Sebelumnya, aku lupa memperkenalkan siapa diriku sebenarnya.Namaku Chacha Velizha.Sekarang aku kuliah di salah satu Universitas Swasta di Bandung.Nathan adalah pacarku dari SMA.Nah, Marsha dan Grace adalah sahabatku dari awal masuk kuliah sampai sekarang.Mereka selalu mendukungku walaupun terkadang mereka sangat menyebalkan.
            Pagi-pagi sekali Grace datang kerumah untuk menemuiku.”Chaa..kamu tau gak siapa cowok yang kamu marahin semalam?” kata Grace agak panik. “Gak tau, memang penting banget ya buat aku tau siapa cowok sombong itu?” kataku berjalan menghampiri Grace. “Chacha ku sayang, kalo gak salah cowok itu anak pemilik kampus kita.Seingatku, dia pernah datang ke kampus kita sama bapak kepala yang punya kampus itu” katanya dengan wajah cemberut. “Ah, bodoh amet!Gak peduli dia siapa.Gak mungkinlah anak pemilik kampus kita sombong kayak gitu.Pikir dong!” kataku tidak percaya. “Masa sih kamu gak percaya sama aku?” kata Grace lagi
“Iya, aku percaya kok.Tapi, logikanya aja deh.Masa anak pemilik kampus kita sifatnya sombong kayak gitu?” kataku bingung. “Iya juga sih” lanjut Grace.
            Beberapa hari kemudian, dosen pembina memperkenalkan mahasiswa baru ke kelasku.Oh my god!Ternyata, apa yang dikatakan Grace tentang cowok sombong itu benar.Dia anak pemilik kampus ini.
            Dengan wajah tampan dan bibir merahnya yang merona, dia datang ke kelas memperkenalkan identitasnya.”Perkenalkan, nama saya Mario.Saya pindahan dari Universitas Tuna Bangsa di Jogjakarta.Minat saya kuliah disini bukan karena ayah saya.Tapi, memang ini kemauan saya dari dulu.Saya pikir, perkenalan hanya cukup sampai disini.Saya mohon dukungan dan pertemanannya.Terima kasih” katanya dengan tegas dan lembut.
            Ternyata cowok sombong itu memiliki sisi kelembutan dalam berbicara, namun kenapa waktu di pantai itu sikapnya angkuh dan sombong.Aneh!!Saat aku, Marsha dan Grace makan dikantin.Cowok sombong itu menghampiri kami.
“Hey, kalo gak salah kamu cewek yang di pantai itukan?” tanyanya antusias
“Iya, kenapa?Ada masalah?” kataku jutek
“Kamu kuliah disini juga rupanya?” katanya sombong
“Apa kamu sanggup kuliah di Universitas kayak ini?Ahay, aku gak yakin deh.Jangan-jangan kamu Cleaning Service disini” tambahnya lagi
“Kamu jadi orang kok sombong banget ya.Kamu pikir aku gak sanggup kuliah disini.Gak usah sombang banget jadi orang” kataku sombong
“Tapi, aku gak yakin kamu sanggup.Ini Universitas khusus anak-anak orang kaya, bukan kayak kamu” katanya sambil mengunyah permen karetnya. “Kamu gak usah sepele sama kemampuan orang.Aku tau kamu anak pemilik kampus ini, tapi bukan berarti kamu bisa bertidak sesuka hati kamu disini.Memang kamu bisa apa sih?Dasar cowok sombong” sahutku dengan lugas
            Aku bener-bener gak tau apa yang udah aku lakukan kepada cowok sombong itu.Seharusnya aku gak boleh berkata seperti tadi.Aduh, bodohnya aku!Gimana kalo tiba-tiba dia ngeluarin aku dari kampus itu?Bisa gawat aku ini.Tapi, cowok sombong seperti itu memang pantas dapat cacian dariku.
            Hari berikutnya aku, Marsha dan Grace menempelkan permen karet diatas bangku Mario.Setelah Mario duduk di atas bangkunya, dia melihat permen karet itu udah menempel ke celana Mario.Sehingga, celananya jadi kotor dan dia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkannya.Sesudah dari kamar mandi, dia marah seperti harimau.
“Chacaaaaa…” teriaknya dari depan pintu kelas
“Hadir pak” kataku spontan, karena kupikir itu dosen
Pada saat itu, kawan satu kelasku menertawakan Mario yang marah-marah kepadaku dan aku yang spontan dengan lugu mengatakan ”Hadir pak” kepada Mario yang datang dari kamar mandi.
            Rasa maluku tak bisa ku tepis saat Mario menarik tanganku dan mengajakku kerumahnya untuk menyuci celananya sekalian dia menukar celananya yang kotor akibat permen karet yang ku tempelkan di kelas tadi pagi.
“Kamu apaan sih narik tangan aku di depan anak-anak?” kataku membentak sambil melepaskan tangannya
“Aku tau kok, kamukan yang nempel permen karet di bangkuku?” tanyanya kasar
“Apaan sih?Mana ada aku.Mana buktinya kalo semua itu aku yang buat?” kataku menantang
“Aku tadi liat CCTV di kelas sesudah aku dari kamar mandi, kamu pikir aku sebodoh itu gak tau keburukan kamu?Kmau harus ikut aku sekarang” katanya dengan sedikit kesal.
            Sepanjang perjalanan kami diam-diam’an, tak ada sedikitpun dari kami mau mengobrol apalagi aku.Sampai dirumahnya, aku langsung di suruh nyuci celananya.Waktu mau menyuci, tiba-tiba mati lampu dan akhirnya, dia menyuruhku untuk menyuci di rumahku dan dia mengancamku.”Udah cuci celanaku dirumahmu aja, kayaknya gak bisa cuci disini.Tapi lusanya aku gak mau tau, celana aku harus udah siap, wangi, dan bersih.Awas kalo gak”
            Lusanya, aku berniat membalikkan celana yang sudah ku cuci ke dalam sebuah kantongan plastik.Namun, saat di taman Marsha dan Grace mengajakku mengobrol sebentar di taman.Tak berapa lama di taman, Marsha mengajak aku dan Grace ke kelas.Sesampainya di kelas Mario menagih celananya.Saat aku mencari kantongan celana Mario di dalam tas, ternyata kantongan itu gak ada.
“Aduh, gimana ini?Aku udah bawak celanamu dan udah kumasukkan ke dalam sebuah kantongan plastik.Perasaan udah ku masukkan ke dalam tasku” kataku panik
“Bilang aja kalo belum siap, gak usah bertele-tele banget jadi orang” kata Mario sambil mengunyah permen karet
“Memang bener kok, tadi udah aku bawak.Mungkin terjatuh” kataku berdiri dan berjalan kecil
“Aku harus cari celana itu sekarang.Aku malas terus berurusan sama Mario” kataku dalam hati
Akupun langsung keluar dari kelas dan mencari kantongan plastik itu.Aku mencari di sekitar kampus.Saat aku mencari, Mario datang menghampiriku.”Sedang apa dirimu disitu?” tanyaknya ingin tau.Sedikitpun aku hanya diam dan tak menghiraukan pertanyaannya, namun dia terus bertanya dan berbicara. ”Kamu tuh bawel banget ya, aku lagi cari sesuatu dan kamu gak perlu tau itu apa” kataku membentak. “Kamu itu idiot ya?Mencari sesuatu tapi gak tau mau cari apa.Kamu gak usah bertindak seperti orang bodoh.Atau memang bener kalo kamu orang bodoh” katanya sambil tertawa kecil. “Aku lagi cari celana kamu di kantongan plastik tadi.PUAS!!” kataku sedikit kesal. “Oh, ternyata kamu nyarik itu daritadi.Udah deh kamu gak usah sok-sok nyari celanaku disini.Bilang aja kalok celanaku belum ada kamu cuci.Iyakan?Jujur ajalah samaku” katanya sambil melipat kedua tangannya. “Kamu diam aja bisa gak sih?” kataku sambil melihat di sekitar taman.”Kan betul yang aku bilang, kamu memang gak nyuci celana aku.Padahal kamu yang salah, tapi kamu malah pura-pura cari kantongan itu.Kalo memang bener celana itu kamu cuci, pasti sekarang celana itu udah ditanganku.Tapi sekarang, gak adakan?Berarti sama aja bohong” katanya terus mengomel.
            Saat dia berbicara, aku melihat kantongan plastik itu di bawah bangku taman,Akupun segera mengambilnya.Aku buka isinya dan ternyata di dalamnya masih ada celana Mario.Dengan rasa senangnya, aku spontan memeluk Mario.Mario hanya terdiam dan terpaku, omelannya langsung berhenti dalam sekejap.Pelukan itu begitu terasa dengan waktu yang cukup lama.Saat aku tersadar siapa yang udah kupeluk, aku langsung cepat-cepat melepaskan pelukan itu.
            Semenjak saat itu, sifat Mario berubah dari hari ke hari.Namun, semenjak saat itu dia sudah tak berani lagi menatapku.Marsha dan Grace juga pernah bilang akhir-akhir ini dia sering sekali memperhatikanku.Aku tak tau itu pernyataan benar atau tidak.Yang aku tau dia adalah pribadi yang sangat kasar dan juga sombong yang pernah ku kenal di dalam hidupku.
            Setahun sebelum wisuda, aku merayakan ulang tahunku di rumah.Aku mengundang beberapa kawanku termasuk Marsha dan Grace.Saat kawan-kawanku bilang jangan tiup lilinnya sebelum kamu Make A Wish aku seperti melihat Mario di jendela.Setelah aku Make A wish dan meniup lilinnya.Tak ku sangka Mario memang benar-benar datang dan muncul di hadapanku.Aku sempa melamun sehingga “Chacha” panggil Marsha dan Grace dengan suara pelan.Akupun tersadar dari lamunanku itu dan aku segera memotong kue itu.Potongan yang paling pertama ku beri kepada ayah dan ibuku.Potongan kedua untuk sahabatku yaitu Marsha dan Grace.
            Tak lama kemudian, aku menerima banyak sekali bungkusan kado.Karena, semakin banyak teman-temanku yang hadir pada saat itu maka semakin banyak juga yang memberikanku kado.Namun, ada satu diantara kado-kado yang kuterima.
Bingkisan kadonya memang kecil dan yang paling unik.Warna merah muda dan di tempelkan sebuah bunga mawar yang sangat harum.Setelah acara itu selesai, aku langsung mengajak Marsha dan Grace untuk membantuku membuka kado-kado yang di berikan teman-temanku.Sesudah semua kado kami buka, aku langsung menampilkan bingkisan kado yang ditempelkan bunga mawar.
“Itu kado dari siapa Cha?” tanya Marsha penasaran
“Dari Nathan ya Cha” sambung Grace agak heran
“Aku juga gak ini bingkisan dari siapa, gak ada nama di sekitar bingkisan ini.Mungkin aja ini dari Nathan” kataku dengan senang sambil membuka bingkisan itu
            Sewaktu aku melihat dan membuka isinya aku terkejut.Isinya hanya sebuah kertas berisikan kata-kata yang sangat romantis.Tetapi, pada saat itu bukan aku yang hanya terkejut namun, Grace dan Marsha heran sambil tertawa kecil.Mereka langsung menyuruhku untuk membacakan isi surat itu.Akupun langsung membacanya.
“Dear Chacha..
Selamat ulang tahun buat Chacha Velizha.Semoga kamu panjang umur, sehat sentosa, murah rejeki, makin cantik, makin pinter pokoknya wish you all the best untuk kamu.Sebelumnya, aku minta maaf atas semua perbuatan yang pernah aku lakukan dan yang pernah menyakiti hati kamu.Sebenarnya, dari awal aku mau bilang yang sejujurnya kalau aku suka sama kamu.Tapi, aku takut bilangnya.Aku takut kamu marah samaku dan benci samaku.Aku sengaja gak tulis nama aku di bingkisan kado ini,itu karena aku ingin kamu cari tau siapa aku.Dan aku juga sengaja memberikan kamu bunga mawar merah yang harum sebagai tanda rasaku padamu selama ini “
Setahun sudah rasa penasaran di hatiku.Aku ingin mencari tahu siapa pengirim surat itu sebenarnya.
            Malam minggu, aku dan Grace datang kerumah Marsha karena Marsha sedang putus cinta akibat pacarnya yang telah menduakan cintanya yang sudah 4 tahun mereka jalani.Kedatanganku bersama Grace untuk membuat Marsha tertawa dan ceria seperti biasanya.T’lah beberapa lama di rumah Marsha, kedatanganku bersama Grace tidak sia-sia.Akhirnya, rencana kami untuk membuat Marsha ceria kembali berhasil walaupun agak sedikit lama.Dia tertawa kembali dan mengajak kami menari di dalam kamarnya untuk menghilangkan rasa kecewa dan sedihnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar